Artikel
Pembuatan Irigiasi Tetes Sebagai Program Kerja Unggulan Mahasiswa KKN Unsoed 2024 di Desa Lambur
Lambur (17/07/2024) Implementasi irigasi tetes merupakan salah satu program kerja unggulan KKN Universitas Jenderal Soedirman periode 2024. Sistem ini bertujuan untuk mengontrol laju tetes air untuk penyiraman tanaman sehingga dapat menghemat air hingga 70% menggunakan emitter (alat penetes air) dibandingkan sistem irigasi lain (irigasi curah).
Pekarangan rumah dapat dimanfaatkan untuk menanam berbagai jenis tanaman dengan melakukan intensifikasi pekarangan. Intensifikasi pekarangan merupakan suatu kegiatan terpadu mengenai pengelolaan berbagai jenis tanaman untuk menjamin ketersediaan bahan pangan yang beraneka ragam sebagai upaya pemenuhan gizi. Salah satu perawatan yang perlu dilakukan untuk menjaga kesuburan tanaman tersebut adalah dengan memperhatikan kelembaban tanah.
Kelembaban tanah yang rendah menunjukan kadar air tanah kurang sehingga menyebabkan tanaman kekurangan asupan air selama periode pertumbuhan. Tanaman yang periode pertumbuhannya terganggu karena kekurangan air menyebabkan tanaman menjadi kerdil, perkembangannya menjadi abnormal, bahkan tanaman dapat mati. Dengan demikian diperlukan pengelolaan proses pengairan tanaman untuk menjaga kelembaban tanah.
Terdapat beberapa permasalahan yang sering dihadapi khususnya di Desa Lambur yaitu, sulitnya akses air terutama pada musim kemarau dan waktu untuk menyirami tanaman yang paling baik adalah setiap pagi dan sore secara rutin sulit dilakukan karena kesibukan masyarakat desa dalam bekerja. Maka, mahasiswa KKN Unsoed ingin memberikan solusi untuk beberapa masalah tersebut yaitu dengan menerapkan sistem irigasi tetes.
Irigasi tetes merupakan suatu metode penyaluran air pada tanaman secara langsung melalui tetesan secara kontinu dan perlahan baik pada area perakaran tanaman maupun pada permukaan tanah. Irigasi tetes dilakukan melalui pipa-pipa disekitar tanaman atau sepanjang larikan tanaman. Keuntungan penerapan sistem irigasi tetes adalah sebagai berikut:
- Cocok dilakukan pada daerah yang kering atau daerah dengan sumber air sulit, maupun pada musim kemarau
- Mengurangi bahaya salinitas pada tanaman karena akumulasi garam
- Efisiensi waktu karena pengairan dilakukan secara otomatis dan lebih cepat diserap pada kondisi kelembaban tanah rendah
Terdapat beberapa prinsip dasar instalasi irigasi tetes:
- Sumber air : sumur, embung, sungai
- Penyaring air : menjaga agar emitter tidak tersumbat
- Tekanan air : agar air mengalir ke emitter secara gravitasi atau mesin
- Distribusi air : pralon membagi air utama, selang plastik ke planter bag, selang piping pembagi ke tanaman
- Katup pembagi : kran dari water turn, pengatur arah air agar tekanan air cukup kuat
- Pengatur aliran air ke tanaman : pembagi air ke tanaman (selang piping) (1,7 mm; 2,4 mm; 3,5 mm; 5 mm) (emitter tetes)
- Otomatisasi : kran untuk mengalirkan air secara otomatis dengan menggunakan ponsel (biasanya dibatasi jarak 1,5 km)
Sumber:
Hadiutomo, K. (2012). Mekanisasi Pertanian. IPB Press. Bogor.
Marpaung, R. (2013). Estimasi Nilai Ekonomi Air dan Eksternalitas Lingkungan pada Penerapan Irigasi Tetes dan Alur di Lahan Kering Desa Pejarakan Bali. Jurnal Sosial Ekonomi Pekerjaan Umum, 5(1): 65-75.
Pasaribu, IS., Sumono, Daulay, S.B., & Susanto, E. (2013). Analisis Efisiensi Irigasi Tetes dan Kebutuhan Air Tanaman Semangka (Citrullus vulgaris S.) pada Tanah Ultisol. Jurnal Rekayasa Pangan dan Pertanian, 2(1): 90-95.
Witman, S. (2021). Penerapan Metode Irigasi Tetes Guna Mendukung Efisiensi Penggunaan Air di Lahan Kering. Jurnal Triton, 12(1): 20-28.